Lamanya sudah tiada bertemu
tiada kedengaran suatu apa
tiada tempat duduk bertanya
tiada teman kawan berberita
Lipu aku diharu sendu
samar sapur cuaca mata
sesak sempit gelanggang dada
senak terhentak raga kecewa
Hibuk mengamuk hati tergari
melolong meraung menyentak rentak
membuang merangsang segala petua
tiada percaya pada siapa
Kutilik diriku kuselam tahunku
timbul terasa terpancar terang
istiwa lama merekah terang
merona rawan membunga sedan
Tahu aku
kini hari menuai api
mengetam ancam membelam redam
ditulis dilukis jari tanganku.
Karya Amir Hamzah
Sulit dipahami
LikeLike
Maaf baru balas sekarang,
menurut aku puisi ini menceritakan kerinduan yang amat sangat pada sahabatnya yang mereka lalui bersama dalam suka dan duka, teman berbagi yang sekarang jalinan persahabatan terputus karena kesibukan masing-masing. Atau kalau kurang jelas bisa baca di https://febrianikablog.wordpress.com/2015/11/30/analisis-puisi/
LikeLike